Sistem Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Seperti yang telah kita ketahui Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, suku bahasa serta suku budaya. Dengan beragamnya suku-suku yang ada di Indonesia maka akan terbentuk masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam kelompok sosial. Mulai dari kelompok sosial yang terbentuk karena kesamaan suku, kesamaan bahasa, maupun kesamaan keyakinan. Di dalam setiap kelompok masyarakat pasti terdapat struktur yang mengatur yang disebut dengan sistem sosial untuk menyatukan setiap komponen dalam sebuah negara. Lalu pertanyaannya bagaimanakah sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat multicultural.
Dan bagaimana cara untuk mengintegrasikan masyarakat multicultural dalam satu sistem yang sama agar terbentuk suatu kerja sama yang teratur dalam sebuah negara.
Sebelum kita membicarakan masalah tersebut lebih jauh lagi, kita akan mengenali terlebih dahulu pada apa yang disebut dengan sistem sosial. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada di negara tersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, s
Sebuah sistem adalah sekumpulan komponen yang memiliki hubungan di antara mereka. Sedangkan Istilah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat.
Sebelum kita membicarakan masalah tersebut lebih jauh lagi, kita akan mengenali terlebih dahulu pada apa yang disebut dengan sistem sosial. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada di negara tersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, s
Sebuah sistem adalah sekumpulan komponen yang memiliki hubungan di antara mereka. Sedangkan Istilah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat.
Menurut Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya Sosiologi Pedesaan, sistem sosial adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal balik relatif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu berlangsung terus menerus. Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sosial. Komponen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.
Memahami sistem sosial ialah proses belajar mengenali, menganalisis dan mempertimbangkan keberadaan dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam berbagai persoalan kehidupan manusia. Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk sosial dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika kita mengamati suatu fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang memahami realitas kehidupan yang membawakan kondisi sistem masyarakat tertentu yang sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali berbenturan dengan sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai, ukuran, kualitas dan kedudukan hubungan di dalam dan antarsistem. Oleh karenanya, kejadian sosial pada dasarnya adalah proses interaksi, transaksi dan negosiasi sejumlah sistem sosial pada konteks waktu dan tempat tertentu.
Sistem sosial merupakan satu kesatuan dari lembaga-lembaga atau struktur masyarakat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Di dalam sistem sosial terdapat komponen-komponen yang membentuk kerja sama dan saling berhubungan di dalam suatu masyarakat. Seperti halnya pada tubuh manusia yang terdiri atas bagian-bagian yang tidak dapat berdiri sendiri. Jika salah satu bagian pada tubuh merasakan sakit maka bagian tubuh yang lain juga akan ikut merasakan rasa sakit. Begitupun dalam sistem sosial, jika salah satu lembaga terdapat suatu masalah maka dalam seluruh sistem tersebut juga akan merasakannya. Di dalam sistem sosial terdapat orang dan atau kelompok yang memiliki kegiatan tertentu dan saling berhubungan satu sama lain. Hubungan sosial, termasuk di dalamnya norma-norma, dan nilai-nilai yang mengatur hubungan antar orang atau kelompok tersebut. Sistem sosial merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini sistem sosial terjadi karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa pertolongan dari orang lain.
Ada beberapa hal yang membuat manusia menciptakan sistem sosial, antara lain karena, Manusia mempunyai kebutuhan dasar biologi tertentu seperti pangan, papan, sandang serta kebutuhan membentuk keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia tergantung pada organisasi-organisasi kemasyarakatan. Sistem sosial mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu sistem sosial tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap sistem sosial pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya, dimana masyarakat tersebut akan mempertahankan perbedaan dari sistem sosial lainnya. Selain itu, di dalam sistem sosial ditemukan juga mekanisme-mekanisme yang dipergunakan atau berfungsi mempertahankan sistem sosial tersebut. Hal tersebut digunakan untuk mempertahankan ciri khas yang telah mereka miliki.
Pada Negara Indonesia sendiri yang memiliki kemajemukan budaya. Yang dalam masing-masing kebudayaan terdapat sistem sosial yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat membantu kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka. Di dalam kelompok sosial terdapat bermacam macam suku bangsa, ras, agama dan budaya sehingga terbentuklah masyarakat multikultural. Masyarakat,artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus- menerus dan terikat oleh rasa identitas bersama. Multi, berarti banyak atau beraneka ragam dan Kultural berarti Budaya. Masyarakat Multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka ragam budaya.
Oleh karena itu dalam masyarakat terdapat beranekaragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultural. Menurut J.S Furnivall Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas atau kelompok, mereka ini secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain. Menurut Nasikun, Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri. Masyarakat multikultural memiliki beberapa karakteristik yaitu, memiliki sub kebudayaan. Subkebudayaan merupakan sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Setiap subbudaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih kecil, atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama.
Dalam masyarakat multicultural, struktur sosial yang terbentuk rawan terjadi konflik. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialitas. Ikatan ini kemudian berkaitan erat dengan label yang diberikan oleh individu/kelompok lain, dengan demikian setiap individu/kelompok memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain. Dalam membentuk sebuah struktur sosial. Mereka membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang terdominasi.
Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural. Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk sebuah masyarakat multikultural, namun demikian masyarakat multi kultural tidak akan terwujud tanpa adanya kelompok sosial. Kelompok sosial dikatan sebagai salah satu unsur pembentuk masyarakat multikultural. Dari urutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan unsur pembentuk masyarakat multikultural. Konflik pada mayarakat multukultural dapat saja terjadi karena didalamnya terdiri beranekaragam perbedaan akan tetapai hal ini dapat dicegah dengan cara masing-masing saling menjaga diri maupun menghargai, mereka harus memiliki toleransi yang tinggi terhadap kelompok sosial yang lain agar terbentuk keselarasan hubungan antar masyarakat.
Untuk mempertahankan masyarakat multikultural yang sudah baik perlu dibuat pengikat individu maupun kelompok agar tetap tejaga dengan baik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk loyalitas anggota kelompok tersebut. Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan aliran. Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multicultural. Struktur sosial yang terkonsolidasi. Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang sama. Perilaku dalam masyarakat multikultural Dalam kehidupan masyarakat multikultural, sering tidak dapat dihindari berkembangnya faham-faham atau cara hidup yang didasarkan pada ethnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya.
Ethnosentrisme merupakan faham atau sikap menilai kebudayaan suku bangsa atau kelompok lain menggunakan ukuran yang berlaku di suku bangsa kelompok atau masyarakat sendiri. Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa memberi prioritas orang-orang yang latar belakang sukubangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan publik. Cinta terhahap budaya merupakan suatu hal yang baik. Karena untuk mempertahankan budaya adalah kegiatan yang baik. Serta bersedia menghargai peninggalan nenek moyang yang terdahulu, namun menjadi tidak baik ketika menyebabkan perpecahan dalam suatu bangsa. Misalnya saja dalam pemilihan presiden, maka mayoritas masyarakat yang memilih adalah masyarakat yang memiliki suku bangsa yang sama dengan kandidat presiden tersebut karena merasa memiliki kesamaan darah sukunya. Seharusnya dalam pemilihan tersebut masyarakat lebih memprioritaskan kualitas dari pada kandidat itu sendiri.
Perbedaan merupakan suatu hal yang baik ketika pelaku dalam perbedaan tersebut mampu memiliki rasa toleransi yang tinggi. Akan tetapi konflik sosial sering kali terjadi karena kemajemukan budaya. Maka dari itu Negara Indonesia menggunakan pancasila sebagai dasar untuk mengayomi kelompok masyarakat yang multicultural agar terbentuk keselarasan dalam sistem sosial yang mengatur hubungan antar kelompok masyarakat. Meskipun banyak sekali sistem sosial yang terbentuk di negara indonesia mulai dari sistem kebudayaan, sistem adat, maupun sistem keyakinan, namun negara indonesia sendiri tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Setiap daerah tetap boleh membentuk sistem sosial yang sesuai dengan budaya daerahnya selama tidak menyalahi aturan yang telah diterapkan oleh undang-undang dasar 1945. Misalnya saja pulau Bali yang identik dengan agama hindhu. Sistem sosial yang terbentuk adalah berdasarkan ajaran, nilai, serta norma yang sesuai dengan agama hindhu. Setiap masyarakat Bali telah terbiasa melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan sistem yang mereka bentuk dan mereka yakini hal itu adalah yang terbaik. Begitupun dengan Aceh, mereka membentuk sistem sosial dengan syari’at islam. Negara berkewajiban untuk menghargai setiap sistem sosial yang terbentuk dalam masing-masing masyarakat dan menanamkan jiwa saling menghargai pada antar perbedaan untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi. Sehingga keteraturan akan mampu terbentuk dalam sistem sosial yang multikultural.
0 comments:
Post a Comment